Impian Besar Berawal dari Tekad yang Besar
Desember 14, 2018![]() |
Source : https://cdn.brilio.net/news/2016/04/21/56202/10-ilustrasi-ini-bedakan-karakter-calon-sukses-dan-calon-gagal-1604215.jpg |
“Berhadapan dengan tantangan, bukanlah hal baru bagi seorang pemimpi”
Semua orang tentu
memiliki mimpi dan impian. Semua orang tentu menginginkan impiannya terwujud.
Namun kebanyakan orang memiliki impian tanpa tahu bagaimana cara merealisasikannya dan yang lebih parah
lagi, tidak tahu bagaimana cara memulai meraih impian tersebut. Mereka kadang bercermin
pada kesuksesan orang lain dan berharap memiliki kesuksesan yang sama. Padahal
impian yang besar berawal dari tekad yang besar. Dengan tekad yang besar, kita
akan termotivasi untuk mewujudkan impian
yang besar pula.
Tekad merupakan
keinginan yang besar yang diringi dengan kesungguhan. Bertekad bukan berarti
hanya mengucapkan “Saya bertekad” di lisan saja, melainkan menancapkan
keinginan besar kita dengan dilandasi kesungguhan dan usaha yang nyata. Bersungguh-sungguh
berarti tidak main-main dalam berproses meraih impian. Usaha nyata berarti
tidak melakukan hal sia-sia untuk mewujudkan impian. sehingga dapat dikatakan
bahwa Tekad yang besar berbanding lurus dengan kesuksesan.
Kita tentu pernah berpikir tentang kesesuaian impian dengan kondisi kita. Apakah impian itu sesuai
dengan passion kita? Apakah impian itu dapat didukung oleh lingkungan?
Dan apakah saya mampu dengan impian itu? Dengan problematika seperti itu, kita
harus menganalisisnya dengan SWOT (Strength, Weekness, Opportunities, Threat).
Kita harus menganalisis kelebihan kita sebagai modal utama dalam meraih impian.
Kita harus menganalisis kekurangan kita sebagai pacuan untuk menguranginya dan
menutupinya dengan kelebihan-kelebihan kita yang lain. Kita harus mengetahui
peluang sebagai dukungan untuk kita dalam meraih mimpi, serta kita harus
mengetahui ancaman sebagai tantangan bagi kita untuk melawannya. Sehingga
dengan terjawabnya 4 persoalan tersebut, maka dapat terjawab pula pertanyaan “Apakah
impian itu sesuai dengan kita?”.
Dalam perspektif
Agama, bertekad dapat dikatakan dengan “Tawakkal”. Kita tahu bahwa tawakkal
adalah berserah diri kepada Allah. Apakah ini berarti kita berserah diri dengan
diam tanpa usaha? Bukan seperti itu.
Inti dari tawakkal adalah berserah diri kepada Allah setelah berikhtiar
maksimal. Sehingga setelah kita berikhtiar maksimal, Allah lah yang menentukan
apakah impian kita akan terwujud. Kita semua percaya bahwa semua impian akan
terwujud. Semua impian akan tercapai. Namun kembali lagi, Allah Sang Good
Planner. Allah yang berhak menentukan kapan impian itu akan terwujud. Bisa jadi
itu tidak baik untuk kita, namun itu baik bagi Allah. Begitupun sebaliknya.
Jadi intinya, kita harus benar-benar bertawakkal kepada Allah atas segala
sesuatu.
Dalam SWOT
disebutkan “Threat” yang berarti ancaman. Tentu dalam berproses meraih
mimpi, banyak sekali ancaman yang datang yang biasanya dapat menyurutkan
semangat dalam meraih tujuan, baik itu internal maupun eksternal. Tidak dapat
dipungkiri bahwa kemalasan sering sekali melanda kita, yang kadangkala membuat
kita sejenak melupakan mimpi kita. Namun kita harus tetap fokus menatap impian
kita. Kita harus sadar bahwa disaat kita sedang bermalas-malasan, maka saat itu
lawan-lawan kita sedang rajin dan tekun. Kadangkala kita terlalu percaya diri dan
ambisius dalam meraih mimpi. Padahal dengan kita terlalu berambisius, kita akan
merasa lebih terpuruk ketika impian itu tertunda. Kita harus memiliki landasan
ideal yaitu “kegagalan bukanlah suatu kehancuran melainkan suatu impian yang
tertunda”. Sehingga ini akan membuat kita termotivasi untuk belajar dari
kekurangan-kekurangan dan menyiapkan usaha berkali lipat dari sebelumnya.
Bismillah.. Semua
impian akan terwujud. Kita percaya Allah Sang Best Planner. Yang menjadi
tugas kita adalah bertekad kuat diiringi kesungguhan dan usaha nyata. Kita
harus menghadapi segala tantangan dan rintangan. Kita harus melawan rasa malas.
Kita harus bersiap untuk menghadapi masa depan gemilang.
There is always
a light in tunnel.-
0 komentar