![]() |
Ilustrasi : Piper |
Manusia merupakan
makhluk Tuhan yang sempurna. Makhluk yang dibekali akal pikiran dan hawa nafsu.
Manusia diciptakan Tuhan dengan kelebihan dan kekurangan yang mana sebagai
karakterisitik dan identitas tiap-tiap manusia. Kelebihan manusia merupakan
aset dan potensi yang harus dikembangkan, sedangkan kekurangan merupakan hal
yang tidak bisa dihilangkan, melainkan dapat dikurangi dan ditutupi dengan
potensi yang dimiliki. Kita tidak dapat menafikan bahwa setiap manusia memiliki
potensi luar biasa, namun terkadang potensi tersebut tidak disadari bahkan
tidak diketahui. Kita pasti ingin mengetahui apa potensi yang kita miliki.
Namun apakah potensi akan muncul begitu saja tanpa proses yang panjang?
Belajar dari film
pendek buatan Disney yang berdurasi kurang lebih enam menit “Piper” yang
menceritakan burung Sandpiper di California yang dapat melawan rasa
takutnya dengan terjangan ombak. Di hari pertama burung kecil belajar mencari
makan, ia tergulung ombak sehingga membuatnya trauma, takut dengan air dan
memutuskan untuk tidak beranjak dari sarang dan mendekati pantai lagi. Namun
karena lapar, keesokan hari burung Piper ini memaksakan dirinya untuk keluar
dari sarangnya untuk mencari makan. Dengan ketakutan dan trauma yang masih
membayangi, burung Piper ini secara tidak sengaja melihat, belajar bagaimana
cara Kelomang mencari makan dan menghindari terjangan ombak. Dengan
pembelajaran luar biasa yang didapat, burung Piper ini sudah tidak takut dan
trauma dengan ombak bahkan burung ini bisa berbagi makanan dengan kawanan Sandpiper
dan terus mengumpulkan makanan hingga menjelang sore. Sebuah pesan berharga
yang dapat diambil dari film Piper ini adalah kita sebagai makhluk yang berakal
pikiran tidak diperkenankan untuk berhenti beradaptasi dan berusaha dalam
menjalani kehidupan. Sekali dan dua kali takut itu biasa, namun jangan membuat
ketakutan terus membayangi kita. Terkadang belajar dari apa yang kita amati di
lingkungan dan meniru cara orang lain itu perlu. Jadi, jangan kekang diri kita
dengan keterbatasan, jangan batasi diri kita untuk belajar dari lingkungan dan
jangan menyerah dalam beradaptasi dan berusaha.
Selain dengan
melawan rasa takut yang kita miliki, dalam menggali potensi kita harus
membiasakan diri dengan tiga aspek dapat diketahuinya masa depan seseorang.
Tiga aspek tersebut adalah buku yang dibaca, seseorang yang ada di
sekelilingnya dan sejauh mana dalam berpergian.
Buku merupakan sumber
ilmu, sumber pengetahuan, dan sumber wawasan. Semakin banyak buku yang dibaca
maka semakin banyak pengetahuan yang didapat. Semakin banyak pengetahuan yang
didapat maka semakin luas pemikiran dan wawasan seseorang. Kita dapat menjamin
bahwa seorang yang sukses tentu tidak melupakan buku dalam hidupnya. Mari
sejenak kita melihat orang-orang yang ada disekitar kita. Apakah orang yang mendedikasikan
buku dalam hidupnya sama dengan orang yang jarang membaca bahkan membuka buku?
Tentu tidak. Perbedaan yang dapat dilihat adalah segi intelektualitas. Seorang yang
mendedikasikan buku dalam hidupnya akan memiliki wawasan dan pemikiran yang luas,
sedangkan seorang yang jarang membaca buku tentu tidak akan memiliki wawasan
seluas orang yang mendedikasikan buku dalam hidupnya. Namun apa semua buku
sama? Tentu tidak juga. Genre dari buku sangat beragam. Oleh karena itu, untuk
menambah wawasan dan pemikiran kita, biasakan untuk membaca buku yang dapat membuka mata, wawasan dan meralat apa yang sudah kita
ketahui yang itu merupakan pengetahuan yang kurang benar.
“Jo takon
songko wong siji takono kancane, kerana saktemene kanca manut kang ngancani”
Syiir ‘Alala
tersebut menjadi salah satu indikator seseorang dapat diketahui masa depannya.
Orang-orang disekeliling kita baik itu teman, komunitas dan apapun itu akan
menentukan masa depan kita. Masih hafal dengan hadits Nabi yang menjelaskan
tentang ini? Seseorang yang berteman dengan tukang minyak wangi maka secara
tidak langsung kita akan wangi, sedangkan dengan berteman dengan pandai besi
maka secara tidak langsung juga kita akan ikut berbau gosong. Percaya atau
tidak bahwa dengan kita sering bersama dan berkumpul dengan orang-orang sukses
maka secara tidak langsung akan memotivasi kita untuk melebihi kesuksesannya.
Namun dengan kita juga tidak boleh melupakan orang-orang sekitar termasuk orang
yang lebih rendah dari kita baik dari segi jabatan, pendidikan dan sebagainya.
Dengan berkumpul dengan orang yang lebih rendah akan menambah rasa syukur kita
atas apa yang Allah anugerahkan. Hal terpenting dari semua itu adalah
berusahalah untuk terus berkumpul dengan orang-orang baik, orang-orang sukses,
dan orang-orang yang dapat menuntun kita pada kebaikan dan kesuksesan.
Berbeda ndak sih
orang yang telah sukses mengunjungi berbagai tempat dibandingkan dengan orang
yang hanya di rumah saja?
Indikator terakhir
dapat diketahuinya masa depan seseorang adalah sejauh mana seseorang itu dalam
berpergian. Dengan mengunjungi banyak tempat berbeda, secara tidak langsung
kita telah mempelajari hal-hal baru, baik itu infrastruktur, kehidupan sosial,
bahasa dan pengetahuan baru lainnya. Oleh karena itu, semakin beragam tempat
yang kita kunjungi maka semakin luas pula wawasan kita yang mungkin belum
diketahui orang lain.
Dengan membiaskan
diri kita dengan tiga aspek tersebut maka kita secara langsung telah menata
masa depan kita. Kita membiasakan membaca buku wawasan baru sehingga membuat pola
pikir kita terbentuk. Kita membiasakan berkumpul dengan orang-orang sukses
sehingga mencambuk kita untuk mencapai kesuksesan. Kita membiaskan berpergian
sehingga menambah wawasan akan struktur sosial tempat yang kita kunjungi. Namun
kesekian dari pembahasan tersebut adalah modal dalam menggali potensi. Lalu
bagaimana cara kita menggali potensi kita?
1.
Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT. Terus
mendekat kepada Allah SWT dan tidak berhenti berharap. Allah akan mengetahui
hambaNya yang sungguh-sungguh dan membukakan hidayah bagi orang-orang yang
tidak berhenti berharap padaNya.
2. Fokus pada keahlian yang kita miliki
Kita tidak dapat menolak bahwa semua makhluk Tuhan
diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan. Keahlian merupakan wujud konkret
dari kelebihan yang dimiliki seseorang. Sehingga tidak mungkin seseorang hidup
tanpa keahlian meskipun itu kecil. Keahlian juga dapat diartikan sebagai salah
satu potensi sehingga dengan kita terus memfokuskan diri pada keahlian kita
maka kita secara tidak langsung menggali potensi yang kita miliki.
3.
Menyusun strategi
Banyak jalan menuju roma, banyak strategi pula
yang dapat ditempuh seseorang dalam mewujudkan cita-cita. Strategi yang tepat
akan membawa kita pada tujuan yang kita inginkan.
4.
Memaksimal peran
Kita hidup di dunia dengan menjalani sebuah peran
yang dianugerahkan Allah. Peran yang sedang kita jalani sekarang harus
benar-benar kita nikmati, jalani dan kita pelajari secara maksimal. Jangan
sia-siakan peran kita saat ini karena tidak akan ada kesempatan kedua atau
orang kekinian menganggapnya “Limited Edition”. Anggap peran yang sedang
kita lakukan adalah jalan kita menuju tujuan yang kita harapkan. Tentu kita
tidak akan menyia-nyiakan bukan?
Sebuah penghargaan yang berharga atas
kelebihan dan kekurangan yang Allah berikan kepada hambaNya. Dengan kelebihan,
seorang hamba akan memaksimalkannya dan menjadikannya potensi dan keahlian yang
dimiliki. Dengan kekurangan, seorang hamba akan tetap bersyukur atas anugerah
Allah dengan tidak meninggikan hati dan merendahkan orang lain. Potensi sebagai
wujud dari kelebihan yang dimiliki seseorang terkadang belum diketahui oleh
sebagian besar individu. Alasan yang mungkin melatar belakangi ini adalah rasa
takut serta tidak mau beradaptasi dan berusaha. Banyak sekali mereka yang masih
takut untuk keluar dari zona aman dan nyaman mereka sehingga terkesan seperti
dimanjakan. Namun semua orang juga memiliki tujuan dan cita-cita. Alasan inilah
yang seharusnya mampu membangkitkan seseorang untuk melawan rasa takut, terus
berusaha dan beradapatasi, tidak membiarkan diri kita dalam keterbatasan, dan
keluar dari zona aman dan nyaman untuk meraih ribuan prestasi.